Mohammad Ari, Alumni Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Merdeka (Unmer) Malang, angkatan tahun 2018, dan telah lulus pada 2021 silam. Setelah lulus, pria kelahiran Sampang-Madura, pada 9 Juli 2000 ini, langsung berwirausaha, disaat kebanyakan teman-temannya sibuk mencari kerja. Ari, demikian panggilan akrabnya, telah mengalami pasang-surut dalam melakukan usahanya. Ari memulai usahanya dengan membuka kafe dengan nama “Kopaten”, yang berlokasi di kawasan Jalan Tirto Utomo, Landungsari-Malang, dan telah berjalan selama 2 tahun lebih, bahkan sebelum dia lulus, dari kampus yang terletak di kawasan Terusan Raya Dieng 62-64, Malang ini. Kafenya sangat ramai, dengan mayoritas konsumen atau pengunjungnya, adalah para mahasiswa dari berbagai kampus, di kota pendidikan ini. Namun, ketika terjadi pandemi covid-19, kafenya mendadak sepi, dan akhirnya dijual kepada orang lain.
Ari, pria kalem serta berjiwa ulet dan pantang menyerah ini, sempat bekerja sebagai staf atau karyawan di sebuah tempat wisata yang terkenal di Malang Raya, pasca menjual lapak kafenya. Ari yang berjiwa wirausaha (entrepreneur), pada akhirnya tidak betah bekerja sebagai karyawan, yang harus terikat dengan aturan dan waktu. Kemudian alumni S1 Manajemen FEB Unmer Malang ini, memutuskan ijtihad bisnisnya, yaitu membuka usaha Pisang Keju dengan nama “Sakera”, yaitu seorang tokoh legenda anti kolonialisme, yang sangat dihormati oleh orang-orang Madura. Maklum, Ari adalah lulusan mahasiswa, yang lahir di pulau garam ini. Lapak usahanya, bernama Pisang Keju Sakera, yang berlokasi di Jalan Akordion Timur, Tunggulwulung, Kota Malang.
Pisang Keju Sakera milik Ari ini, sangat ramai setiap harinya dengan para konsumen / pelanggannya, yang tidak saja secara offline, tapi juga online, melalui akun gofood, GrabFood, dan Shopee Food, juga di akun Instagram dan Tiktok @pisangkeju_sakera. Tak jarang, para konsumen yang membeli pisang bertabur keju ini, harus mengantri. Pisang Keju Sakera, buka mulai pukul 14.00 sore hari sampai pukul 23.00 malam hari WIB. Pisang Keju yang berbahan dasar buah pisang (banana) ini, tersedia dalam berbagai varian rasa dan dengan harga perkotak, yang berbeda pula, yaitu: Pisang Original (15 Ribu), Original Cheese (18 Ribu), Tiramisu Cheese (20 Ribu), Choco Cheese (20 Ribu), Green Tea Cheese (20 Ribu), Tiramisu Oreo Cheese (22 Ribu), Choco Oreo Cheese (22 Ribu). Ari mengatakan, bahwa kendala utama dalam usaha ini, adalah persoalan bahan baku buah pisang, yang acapkali langka dan kehabisan di pasaran, karena faktor musiman.
Untuk modal awal, Ari menuturkan, bahwa ia mengeluarkan biaya, antara 15 sampai 20 juta Rupiah. Untuk omset, antara 25 sampai 30 juta, perbulan. Dalam sehari, jumlah penjualan mencapai 60 sampai 100 kotak. Keuntungan bersih (netto), rata-rata, antara 500 Ribu sampai 1 Juta Rupiah. Menurut Ari, keuntungan berwirausaha, adalah tidak terikat aturan dan waktu, serta lebih bisa berkreatifitas. Dia memberi saran kepada para mahasiswa, khususnya yang sudah lulus atau wisuda, untuk berani memulai usaha, serta tidak terbelenggu untuk mencari kerja. “Jangan fokus cari kerja, berusahalah kecil-kecilan, kemudian menengah, dan sampai besar”, tandas bos pisang keju sakera ini. Ari menambahkan, visi-misi kampusnya, yang bertujuan meniciptakan SDM yang berjiwa wirausaha, untuk tidak sekedar teori di dalam kelas, tetapi harus dipraktekkan di dunia nyata. Rencananya, Ari akan membuka cabang di kawasan Jalan Galunggung, Kota Malang.
Pada sore hari, Kamis, 25 Januari 2024, sekira pukul 16.30 WIB, Bos Pisang Keju Sakera, Mohammad Ari, mendapat kunjungan mendadak, dari Pengelola Website FEB Unmer Malang, M. Lutfi Khoirudin, S.Pd.I., M.Pd. Pria yang akrab disapa Bung Lutfi, ini mengadakan kunjungan, dengan maksud, untuk meliput, mendokumentasikan, dan memuat usahanya di website almamater kampusnya. Ari merasa terkejut dan terharu, mendapat kunjungan dari senior sekaligus orang yang dianggap mentornya selama ini. Ari bersyukur, walaupun dirinya telah lulus, tetapi pihak almamater tidak melupakannya. Bung Lutfi juga melakukan wawancara (interview), serta mengambil dokumentasi seperlunya, guna memberikan motivasi berwirausaha, bagi para mahasiswa, khususnya di FEB Unmer Malang. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim berkata: “Karakteristik entrepreneur yang paling penting adalah keberanian, bukan kepintaran” / “The most important entrepreneurial characteristic is courage, not intelligence”.